Rabu, 16 November 2011

cerpenkuu


SYNDROM CINTA KRONIS
               Aduh lagi…lagi di saat aku melakukan apapun ,selalu saja perasaan aneh ini tak pernah hilang dari rambu-rambu ingatanku. Padahal ini hanya soal sepele… dan ini soal CINTA. Tuhan aku benci jika cinta ini selalu menggangguku…tapi aku juga tak bisa menghindar dari rasa ini.
Bel istirahat telah usai… setelah mengisi perut dengan segeles es cincau dan semangkuk mie ayam… aku dan sahabatku lantas bergegas kekelas, sembari berharap-harap cemas semoga miss Dina guru bahasa inggris kita gak datang… yah maklum saja bagi kita inggris seperti momok yang selalu menghantui hari-hari kami, apalagi gurunya yang super kritis apalagi kalau bahas masalah cowok dia selalu bilang “kita harus tutup mata jika bertemu anak laki-laki”. Ehm kalau begitu pasti udah bayangin gimana kritisnya.
“Hmm… kalok miss Dina gak datang surga dunia banget… ” gumam Dian sembari berhara-harap. Tapi mungkin itu benar, kita bisa bernafas lega walau barang untuk hari ini . namun sayang surga dunia yang kami impikan untuk hari ini pupus sudah , setelah sebuah salam terucap … dan membuyarkan gerombolan kami yang sedang asyik nimbruk…semua hanya mampu menunduk …melihat saja semua pada ogah …apalagi menatapnya…
“ sebenarnya apa sih yang membuat kalian gak bisa dengan pelajaran ini”gumamnya pada kami semua yang hanya terpaku oleh omelan – omelan miss D ina…kemudian miss Dina menghampiriku dan memberiku selembar kertas …itu adalah kertas hasil ulangan Bahasa Inggris ku kemarin…dan OMG kalian tau… nilaiku hanya 52 dan apa kalian bisa bayangkan mau masuk perguruan tinggi mana coba…kalau Cuma dapat segitu…mungkin mengambil formulir pendaftarannya aja udah di tolak.
Nilai buruk ini memang ngebuat aku jadi ngerasa jatuh. Tapi ada perasaan aneh lagi yang selalu menggangguku. Aku bingung kenapa aku harus punya rasa sama Aji ketua OSIS yang sElenge’ itu. Padahal kalau di fikir-fikir lagi dia gak mungkin balas perasaan ini . tapi koq ngomong bales,dia aja gak tau aku… mungkin kita pernah ketemu… tapi bukan sebagai aku yang punya rasa ke dia. Hem kedengarannya aja emang buruk kalau punya rasa kayak aku gini… Cuma bisa memendam aku gak bisa berungkap. Yang seperti lagunya ungu itu.
“Mungkin ini memang jalan takdirku mencintai tanpa dicintai”
Di istirahat kali ini …aku gak sempat yang namanya ngisi perut,soalnya aku lagi bingung …habis ini ada ulangan,sedang aku semalam lupa gak belajar. Aku takut dapat nilai jelek lagi.”lyra tumben gak istirahat!”Tanya Ani temen sekelasku. Tapi dia paling seneng yang namanya lihat aku mati gaya gara-gara salting kalo temen – temen pada ngledekin aku,suka sama Aji… mereka selalu bilang “kayak gak ada yang lain aja…”…em koq mereka!..aku sendiri aja bingung kenapa harus Aji.
Namun beberapa saat kemudian fikiranku seolah – olah gak bisa di kendaliin setelah selembar kertas ulangan ada di depanku. Aku ngerasa semua yang aku baca dan aku pelajari hilang begitu saja…
“lyra kenapa?” bisik Dian padaku
“gak tw ,aku juga bingung.” Jawabku yang malah membuat dian makin bingung. Dan tanpa fikir panjang… Dian memberikan jawabannya padaku. Tapi aku belum melihat ataupun menulisnya…Bu Ana langsung mengambilnya. Dan kita benar – benar terancam hukuman bu Ana,”siapapun yang sengaja ataupun tidak sengaja meminta jawaban pada orang lain maka dia harus berani mempertanggungjawabkan perbuatannya untuk membersihkan lapangan basket.” Aduh panjangnya udah kayak pasal yang ada di undang – undang.
Hem rasanya gak bisa ngejelasin yang namanya malu! Kenapa aku bilang malu,karena di lapangan lagi banyak anak cowo’ dan salah satunya adalah Aji. Ini sama halnya menurunkan harga diri gara-gara syndrome cinta , aduh… bahasa apa itu…mungkin di ilmu kedokteran gak bakal ada istilah kayak begitu.
Saat ini aku masih duduk di bangku SMA , dan jurusan yang sedang aku tekuni adalah ekonomi cs alias ips ,oh ya gara gara coba coba dan sotoy nya aku,aku bisa ikut gabung di club olimpiade geografi,kedengarannya emang keren,tapi aku ngerasa gak pantas banget. Yah karena aku belum kasih sesuatu yang bisa di banggain walau begitu aku akan terus berusaha GAMBATTE KUDASAI….hai..hai..o…ya hari ini aku ada bimbel,tentunya usai pulang sekolah.
“Lyr gimana tugas kamu !”Tanya Farid teman bimbelku yang tentunya cowo’…tapi kalian harus tau aku sedikit sebel sama dia. Bikan apa apa tapi aku ngerasa aku gak pernah di anggap teman sama dia,soalnya pas aku ma dia lagi papasan di jalan dia gak pernah namanya nyapa aku. Padahal aku juga punya temen cowo’ yang cuma seharian kenal,waktu ketemu aja dia mau ngasih senyum ke aku. Tapi Farid ,kita udah barengan berbulan bulan tapi masih aja ja’im ma aku,dan yang paling ngebuat aku sebel,saat aku lagi jalan ma Andien padahal jelas jelas aku ma Andien jalan bareng tapi yang disapa Cuma Andin,dan aku rasa itu cukup untuk berurusan sama orang ja’im kayak Farid. Tapi tetep ingat. Aku gak CEMBURU.
“tugas …aw ah .”jawabku yang enggan menanggapinya
Dan beberapa menit kemudian. Busari datang
“eh..m tumben kalian semua datang lebih awal” Tanya busari. Tapi kami hanya tersenyum ragu.
“oh..ya..Lyra ,saya dapat komen dari beberapa guru,katanya nilai kamu akhir-akhir ini mulai menurun.”jelasnya padaku. Dan tiba tiba Farid menyela percakapan kami “mungkin dia habis di putusin cowo’nya kale…”ucapannya dengan pasang tampang gak bersalah.
“bukan …gara gara di putusin cowo’nya,tapi dia kena syndrome cinta kronis”tambah Sinta teman sekelasku yang makin ngebuat aku kikuk gara-gara mati gaya.
“apa… syndrome cinta kronis !”Tanya busari penuh penasaran
“udah…udah gak usah bahas itu,,,”sela ku yang tak ingin menjelaskan .
Yah…aku benci cinta ini,ini bukan cinta yang selalu teman-teman ku katakan. Cinta ini Cuma cinta sia sia. Lagian kenapa harus Aji, toh Aji gak tau aku. Aku takut kalau rasa ini terus menyelinap …walau ada beberapa teman-temanku yang menyarankan agar aku kasih signal-signal ke dia. Tapi tetap saja itu gak mungkin buat aku..,aku juga gak tau gimana coba caranya. Boro boro kasih signal,jadi temennnya aja itu masih gak mungkin.
Hari esok untuk bersekolah tiba juga,padahal rasanya aku gak ingin pergi ke sekolah karna aku udah kelewat malu sama guru-guru karna syndrome ini. Aku juga takut sama anak-anak takut karna mereka buat aku kikuk. Mereka selalu saja meledekku,meledek karna aku suka sama Aji. Aku punya rasa ke dia apa hanya kayak lagunya ungu? Cinta yang gak pernah ke bales. Tapi itu karna memang gak mungkin buat aku. Apalagi kalau ingat-ingat pesan miss Dina”jangan main-main dulu,sekolah no satu,biar ada cowok cakep tutup mata saja” begitula ucapnya. Pusing mikiran cinta yang gak ada habis-habisnya,tapi bagaimana?.
Saat di sekolah teman-temanku pada nawarin hal-hal aneh, dan itu sangat bertentangan sama prinsipku dari awal, walau aku suka anak cowok tapi aku gak mau pacaran.
“Udahlah lyr ini kesempatan buat kamu” ujar dian yang ribet nyodorin kertas ke aku, tapi aku tak berkutik tanpa respon.
“Aduh dian masak iya aku harus nulis surat seperti itu,kalau aku nulis surat pasti aku diketawain sama Aji” jawabku memelas…
“Lalu kamu maunya apa? Disuruh pakai fb gak mau,nulis email juga gak mau” dian mulai heboh sendiri gara-gara gak bisa ngebujuk aku,sejenak terdiam kemudian, “udah kalau kamu gak mau nulis biar aku aja yang nulis”. Mendengar itu jujur saja aku terngangah kaget,ada-ada saja…fikirku.
“Ah..ah dian gak usah aneh-aneh deh” ucapku padanya dan langsung meninggalkan dia.
Esok hari tela tiba dan denger-denger nih bakal pulang pagi. Tapi ya gak tahu juga namanya juga gossip,digosok makin sip…….
“lyr entar ikut aku ya ke perpus ruba(rumah baca)” ajak dian padaku…
“ boleh tapi kalau beneran pulang pagi” jawabku yang kedengarannya sedikit seenaknya…
Dan sepertinya benar berita itu. Karna hari ini benar-benar pulang pagi,jarang-jarangkan hari kayak gini.
Setibanya di ruba,dian yang sepertinya memang lagi butuh cari buku langsung aja nyelnomng ninggalin aku. Dan karna aku sudah sampai disini jadi sekalian aja minjem buku. Biar kelihatnan kayak anak pinter dikit gitu…pulang pagi mainnya ke ruba.
Setengah jam berlalu setelah aku memukan buku yang ingin aku pinjam,aku celingak-celinguk yan namanya nyari dian gak ketemu-ketemu. Aku heran sepertinya ada yang aneh,tapi bodoh amat kalau dia butuhkan pasti calling me.
Aku begitu serius dan antusias saat mmbaca sebuah novel. Tapi………………..
“Boleh aku duduk disini” Tanya seseorang yang sepertinya aku kenal,tapi aku tak melihatnya.
“Oh duduk aja” kemudian kulirik dan oh Aji dia Aji….sentak aku panic sendiri rasany semua jadi keringat dingin aku gak tahu harus gimana apalagi dia nanya-nanya malah bikin aku kikuk.
“Ehm ma’af nama kamu dian ya..” tanyanya
“Bukan aku bukan dian” jawabku singkat
“Tapia apa kamu kenal dian? Kalau kamu kenal dian, pasti kamu lyra ya..” Aduh pertanyaan ini pasti ada yang gak beres mana mungkin Aji kenal dian terus apa hubungannya coba…lagian pula gak mungkin seorang Aji mainnya ke perpus. Dan beberapa saat kemudian dian datang dan seolah-olah dia memang sudah menunggu kedatangan Aji.
“Ma’af ji buat kamu bingung” ujarnya,tapi sebenarnya yang bingung itu aku apa maksudnya.
Dan oh tidak dian memang sengaja buat Aji datang lewat surat yang ditulisnya kemarin disurat itu dia nulis kalau dia minta bantuan ke Aji, tapi ujung-ujungnya dia nyuruh aku kenalan. Aku gak tahu rasa-rasanya aku ingin nutup diri dalam tumpukan selimut….malu malu banget….
“Dian apa-apaan sih kamu” bisikku padanya, Tapi yang ada dia hanya senyum-senyum lihat ekspresiku yang udah mau meledak.
Melihatku dan dian yang berbisik Aji mulai menatap kami, entah apa yang tengah di fikirmya. Ia pun mulai berbicara pokok permasalahan kenapa dia diminta untuk datang. Padahal aku ataupun dian sama sekali tak mengenal Aji.
“Sebenarnya kalian ini perlu apa?” tanyanya ingin tahu…
“Ehm gimana ya.. bilangnya…sebenarnya juga kita gak ada perlu yang sangat penting ke kamu,tapi temanku ini ingin kenalan” ucapnya jujur dan sungguh itu permulaan yang sangat tajam buat aku malu sejadi-jadinya. Aji yang juga terkejut kemudian dia memandangku sembari tersenyum-senyum kecil.
Pertemuan awal ini sungguh sangat mengejutkan buatku,aku juga tidak tahu harus berbuat apa. Apalagi saat dian dengan sengaja meninggalkan aku dengan alasan cari minum.
“Kemana dian tadi ya…” gumamku….yang sedikit mulai risih dan mungkin Aji juga ia hanya diam,kadang saja ia menanyakan sesuatu tentang masalah pelajaran,dan saat membicarakan pelajaranpun kita agak gak xambung. Maklum dia bicara senyawa aku bicara neraca. Ehm pastinya bisa membayangkan gimana diriku yang kikuk, karna ulah dian.
Tak terasa pagi tiba-tiba jadi sore. Aku harus cepat-cepat pulang. Dan lagi-lagi dian sengaja sengaja meninggalkan aku dan kembali saat aku juga mau pulang.
“Dian aku gak tahu harus marah ataupun seneng,gara-gara ulah kamu,kamu selalu begitu,aku malu di..”ucapku padanya,tapi dia hanya tersenyum-senyum tahu kalau aku gak mungkin marah ke dia.
“Tenang kawan aku gak akan bilang-bilang tentang hari ini keanak-anak,kecuali bilang ke…..” ia berhenti untuk meneruskan perkataannya…aku yang tak sabar terus memaksanya….”bilang ke….itu miss Dina” ucapnya ragu dan hanya ingin membuatku ribet mikirin semua ini.
Hari ini sudah hari senin,rasanya wakyu berjalan dengan cepat sampai-sampai aku gak bisa nikmatin detik demi detik bersama teman-temanku. Jam pertama sudah di isi pelajaran ekonomi,belum lagi ntar masih ada geografi dan teman-temannya.
Kali ini bu indah gak menerangkan,tapi menyuruhku untuk mencatat, maklum biar radak gj(gak jelas) aku juga seorang seketaris. Saat mulai mencatat sepertinya ada yang aneh dengan bukunya,karna tulisannya gak bisa di baca,akupun tak langsung bertanya karna buindah sedang ke kamar mandi. Anak-anak juga belum ada yang nulis,mereka menunggu kepastian dari bu indah. Dan tak lama kemudian bu indah datang. Saat bu indah datangpun dia juga bingung karna tulisan yang ku tulis tak bisa dibaca. Kemudian dilihatnya buku itu dan…..
“Ya Allah lyra ya..pantas gak bisa dibaca kamu saja kebalik bawa bukunya” ucapnya yang kaget…”kok bisa” mungkin itu yang ada dalam fikirnya, “kamu mikir apa sih kok segitunya” tanyanya kembali..tapi aku hanya diam sambil merenung-renung apa yang sedang terjadi sama otakku.
Istirahat telah tiba, aku sudah membawa sebotol air dingin dan ku kompres kepalaku yang mulai terasa panas.
“Ya ampun sampai segitunya gara-gara kena syndromnya mas Aji” ledek dian yang kayaknya udah dapat memegang duniaku.
“seneng ya… kamu lihat aku kayak gini, di… kamu yang buat aku kayak gini kamu harus cariin aku dokter buat nyembuin ini” ucapku memelas.
“Iya ku panggil Aji buat nyembuhin” Ehn dian mulai lagi…dan belum saja kita berhenti berucap tentang dia orang yang sedang kita bicaraain datang juga….
“Hai kalian dian dan lyrakan” tanyanya….”ntar sore aku mau ajak kalian ke toko buku, kalian maukan?” tambahnya
“Iya…iya mau…mau” sahut dian yang main nyolot aja….
Gara-gara dian, aku jadi harus siap-siap, sebenarnya ada yang aneh dari sikap Aji, gak mungkinkan dia tiba-tiba suka sama orang yang baru di kenal. Pasti sebelum-sebelumnya dia sudah merhatiin aku atau gak dian. Pasti juga ada yang dia ingin, biarpun aku suka sama dia tapi aku juga sedikit curiga.
Aku seneng diajak Aji jalan dan bareng juga sama dian. Tapi entahlah ada hal aneh yang ngrbuat aku jadi sedikit binging dan malu yang gak hilang-hilang.
“Ehm aku haus…” dian berdesir…ingin minum katanya kegaringan
“kamu haus aku beliin minum dulu ya…” ucap Aji
“Ah gak usah biar aku aja sendiri yang beli…” dian menolak….dan Aji terus memaksa, karna aku sebel ngelihat itu, jadi aku yang memutuskan untu membelikan minuman…
“Lyr,jangan biar aku ajah” tolak dian padku, akupun langsung bergegas membelikan minum. Aku mulai berdesah bingung, segitukah pedulinya Aji ke Dian, atau itu hanya perasaan cemburuku….tapi itu juga gak mungkin….Dan saat aku kembali ada hal yang membuatku terkejut.
“Dian aku benar-benar serius ingin jadi pacar kamu,tolong terima cintaku. Aku sudah lama memperhatikan kamu dan aku sungguh-sungguh” Yah ucapan itu sudah cukup menjawab semua pertanyaanku yang membingungkan. Ternyata Aji tidak menyukaiku,tapi dia justru naksir sama dian yang malah membantuku supaya aku deket dengan Aji. Aku terkejut,saking terkejutnya aku menjatuhkan minuman yang kubeli untuk mereka. Aku ngak tahu harus bagaimana. Aku terkejut dengan semua ini,dalam fikirku kenapa seperti ini. Yang kuharapkan malah ingin orang lain yang sama sekali tak mengharapkannya. Aku pulang memang dengan mengeluarkan air mata karna terkejut. Keesokan harinyapun aku tak pergi ke sekolah karna shock dan juga malu,karna dengan tidak langsung Aji menolakku. Aku berfikir seperti itu karna gak mungkin Aji gak tahu tentang perasaanku padanya.
Sebenarnya sulit buatku untuk cari-cari alasan untuk tak berangkat sekolah,tapi setelah aku bilang ke kak levi,kalau aku lagi sakit hati,dia merayu-rayu ibu untuk membiarkan aku tak ke sekolah, Kak levi justru ngrasa senang karna aku patah hati,dalam fikirnya aku dianggap gak normal karna aku gak pernah bilang punya pacar dan saat aku bilang aku sakit hati dia malah nanyak aneh-aneh dan buat aku makin pusing.
Dian terlalu cemas padaku dan dia merasa bersalah,iapun menyempatkan mampir ke rumah.
“Lyr aku minta ma’af aku sama sekali gak bermaksud” keluhnya…tapi aku masih terdiam merenung tentang diriku “lyr kamu tahukan Aji sama sekali bukan tipe-tipeku” tambahnya. Lalu kuberikan dia senyum,agar dia tahu aku sama sekali gak marah.
“Iya aku tahu…”jawabku yang sedikit melegakkan hatinya “Tapi jangan pernah ulangin hal-hal kayak gitu lagi ya…” tambahku…ia memelukku seakan-akan dia benar-benar bersalah….
“makasih ya lyr mau ma’afin aku”
“oh iya ngomong-ngomong soal tipe memang kamu mau yang bagaimana?” tanyaku serius
“kalau bisa sih yang seperti farid” ucapnya yang makin buat aku terkejut….kenapa harus tipe-tipe kayak faris???.........Ehm syndrome cinta memang meribetkan aku janji aku gak akan jatuh lagi seperti ini………….
The end
Inuyhaw irs ine
12-8-11





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi para pembaca,,,, jangan lupa ya,,, comentnya,,,,,