BAB II.PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Kreativitas
Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yg berarti menciptakan,
creation artinya ciptaan. Kemudian kata tersebut diadopsi kedalam bahasa
Indonesia yaitu kreatif.yg memiliki kemampuan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu yg baru. Sedangkan proses kreatif disebut kreatifitas.
Kreativitas adalah
sebuah kemampuan yang dimiliki oleh individu/ seseorang untuk
memahami keadaan/dunia, dalam menginterprestasikan pengalaman dan
memecahkan masalah dengan cara yang baru dan asli (membuat/ menciptakan suatu hal
yang baru yang bermanfaat ). Berikut ini adalah kriteria-kriteria kreativitas :
·
Sensitivity to problems, yaitu kreativitas
dilihat dari kepekaan terhadap masalah yang muncul.
·
Originality, yaitu pemecahan masalah dengan
cara baru, bukan meniru pemecahan masalah orang lain.
·
Breadth, yaitu ketepatan dalam pemecahan
masalah dan berguna.
·
Ingenuity, yaitu adanya kecerdikan dalam
pemecahan masalah.
·
Recognity by peers, yaitu adanya pengakuan
dari kelompoknya tentang penemuannya.
karena kreativitas merupakan hasil dari proses berpikir kreatif yang dilakukan oleh seseorang, sehingga Berpikir kreatif sangat erat hubungannya dengan kreativitas.
karena kreativitas merupakan hasil dari proses berpikir kreatif yang dilakukan oleh seseorang, sehingga Berpikir kreatif sangat erat hubungannya dengan kreativitas.
Pengertian kreatifitas itu
sendiri dapat ditinjau dari berbagai sudut:
1. Kreativitas sebagai Proses
Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang
baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu
bentuk atau susunan yang baru (Hurlock 1978). Proses kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang
tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang,
dan keadaan hidupnya dilain pihak” (Rogers, 1982).
Penekanan pada
:
a. aspek baru dari produk kreatif yang
dihasilkan.
b. aspek interaksi antara individu
dan lingkungannya / kebudayaannya .
c. Kreativitas adalah suatu proses
upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek
kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas
kehidupan yang semakin baik (Alvian, 1983). Kretaivitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan
(fleksibilitas) dan originalitas dalam berfiir (Utami Munandar, 1977). Guilford (1986) menekankan
perbedaan berfikir divergen (disebut juga berfikir kreatif) dan berfikir
konvergen. Berfikir Divergen : bentuk pemikiran terbuka, yang menjajagi
macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan/ masalah. Berfikir
Konvergen: sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling
tepat terhadap suatu persoalan atau masalah. Dalam pendidikan formal pada
umumnya menekankan berfikir konvergen dan kurang memikirkan berfikir divergen. Torrance (1979) menekankan adanya
ketekunan, keuletan, kerja keras, jadi jangan tergantung timbulnya inspirasi.
1.
Kreativitas sebagai Produk,
Kretaivitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru (1965). Kecuali unsur baru, juga
terkandung peran faktor lingkungan dan waktu (masa). Produk baru dapat disebut
karya kreatif jika mendapatkan pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat pada
waktu tertentu (Stein, 1963). Namun menurut ahli lain pertama-tama bukan suatu
karya kreatif bermakna bagi umum, tetapi terutama bagi si pencipta sendiri Kreativitas atau daya kreasi itu
dalam masyarakat yang progresif dihargai sedemikian tingginya dan dianggap
begitu penting sehinnga untuk
memupuk dan mengembangkannya dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel
khusus tang tersedia tempat, waktu dan fasilitas yang diperlukan (Selo
Sumardjan 1983). Beliau
mengingatkan pentingnya bagian Desain dan Penelitian dan Pengembangan sebagai
bagian yang vital dari suatu industri.
2.
Kreativitas ditinjau dari segi Pribadi
Kreatifitas merupakan ungkapan
unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap dan
perilakunya. Kreatifitas mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan
sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang
mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang
berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki system nilai dan system apresiasi
hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat ramai.
Dengan perkataan lain:
“Kreativitas merupakan sifat
pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat social yang dihayati
oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu
yang baru (Selo Soemardjan 1983)”.
Berdasarkan
atas berbagai pendapat tentang pengertian kreativitas tersebut, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru dan asli, yang sebelumnya belum
dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi. Apakah hasil kreativitas
itu menunjukkan hal yang baru? Beberapa ahli berpendapat bahwa kreativitas itu
tidak harus seluruhnya baru, tetapi dapat pula sebagai gabungan yang sudah ada
dipadukan sesuatu yang baru.
2.2 Jenis
Kreativitas
Berdasarkan
peneitian kreativitas dapat diidentifikasikan menjadi tiga
jenis kreativitas
yang berbeda yaitu :
a. Menciptakan
Menciptakan
adalah proses, berupa untuk mencari sesuatu dari tidak ada menjadi ada.
b. Memodifikasi sesuatu
Dalam
memodifikasi sesuatu, berupa untuk mencari cara-cara membentuk fungsi-fungsi
baru atau menjadikan sesuatu menjadi berbeda penggunaannya oleh orang lain.
c. Mengkombinasikan
Mengkombinasikan
dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling berhubungan. Contohnya seperti
pesawat telepon yang diciptakan karena hasil sintesis atau kombinasi.
Pengambilan resiko dan kreativitas merupakan dua ciri
bagi para wirausaha. Dengan berusaha lebih kreatif, kamu akan menjadi lebih
sadar akan ide-ide yang lebih produktif. Jika memilih dari sejumlah ide-ide
yang baik, maka kamu akan lebih siap mengambil resiko yang perlu untuk
melaksanakan ide-ide kamu yang kreatif. Jika kamu telah mengembangkan suatu ide
yang kreatif, mungkin resiko terlalu akan menyertai pelaksanaannya.
2.3 Pengembangan
Kreativitas dalam Pembelajaran Sejarah
Peran
guru dalam Pengembangan Peningkatan Kreativitas siswa, Setiap orang memiliki potensi
untuk melakukan aktifitas yang kreatif. Setiap siswa baru yang memasuki proses
belajar, dalam benak mereka selalu diiringi dengan rasa ingin tahu. Pada tahap
ini guru diharapkan untuk merangsang siswa untuk melakukan apa yang dinamakan
dengan learning skills acquired, misalnya dengan jalan memberi
kesempatan siswa untuk bertanya (questioning), menyelidik (inquiry),
mencari (searching), menerapkan (manipulating) dan menguji coba (experimenting).
Kebanyakan yang terjadi di lapangan adalah aktifitas ini jarang ditemui
karena siswa hanya mendapatkan informasi yang bagi mereka adalah hal yang
abstrak. Rasa ingin tahu siswa harus dijaga dengan cara memberikan kesempatan
bagi mereka untuk melihat dari dekat, memegangnya serta mengalaminya.
Akhir-akhir ini, banyak hasil kreatifitas yang inovatif yang diciptakan
para pelajar dan kemudian mereka meraih penghargaan di tingkat internasional.
Antara lain, ada siswa yang meneliti tentang manfaat kulit kacang, membuat alat
pemisah sampah yang terdapat di sungai, menciptakan bra penampung ASI, dan
sebagainya. Para guru dinilai punya andil besar dalam mengembangkan daya
kreatifitas siswa melalui proses pembelajaran.
Praktisi pendidikan Arief Rachman menilai, kreatifitas dikembangkan dari proses pembelajaran yang tepat bukan dari materi-materi
kurikulum, tapi bagaimana guru menciptakan proses pembelajaran di dalam
kelas agar anak senang bertanya, suka meneliti, dan senang menciptakan.
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang guru
diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendemontsrasikan
perilaku yang kreatif. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan kreatifitas siswa antara lain :
1. Guru menghargai hasil-hasil pikiran kreatif siswa
2. Guru respek terhadap pertanyaan, ide dan solusi siswa yang tidak biasa (unusual)
3. Guru menunjukkan bahwa gagasan siswa adalah memiliki nilai yang
ditunjukkan dengan cara mendengarkan dan mempertimbangkan. Pada tataran ini,
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada orang lain.
Pengembangan
kreatifitas dengan pendekatan 4P:
·
Pribadi
Kreatifitas adalah ungkapan keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungan.
Dari Pribadi yang unik inilah diharapkan timbul ide –
ide baru dan produk – produk yang inovatif.
·
Pendorong
Untuk mewujudkan bakat kreatif siswa diperlukan dorongan dan dukungan dari
lingkungan (motivasi eksternal) yang berupa apresiasi, dukungan, pemberian
penghargaan, pujian, insentif, dan dorongan dari dalam diri siswa sendiri
(motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang
dalam lingkungan yang mendukung, tetapi dapat pula dihambat dalam lingkungan
yang tidak mendukung. Banyak orang tua yang kurang menghargai kegiatan kreatif
anak mereka dan lebih memprioritaskan pencapaian prestasi akademik yang tinggi
dan memperoleh rangking tinggi dalam kelasnya. Demikian pula guru meskipun
menyadari pentingnya perkembangan kreatifitas tetapi dengan kurikulum yang
ketat dan kelas dengan jumlah murid yang banyak maka tidak ada waktu bagi
pengembangan kreativitas.
·
Proses
Untuk mengembangkan kreativitas siswa, ia perlu diberi kesempatan untuk
bersibuk secara aktif. Pendidik hendaknya dapat merangsang siswa untuk
melibatkan dirinya dalam berbagai kegiatan kreatif. Untuk itu yang penting
adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan dirinya secara
kreatif. Pertama – tama yang perlu adalah proses bersibuk diri secara kreatif
tanpa perlu selalu atau terlalu cepat menuntut dihasilkan produk kreatif yang
bermakna.
·
Produk
Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang
bermakna adalah kondisi pribadi dan lingkungan yaitu sejauh mana keduanya
mendorong seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (Kesibukan ,
kegiatan) kreatif. Yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa pendidik menghargai
produk kreatifitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain, misalnya
dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak. Ini akan lebih menggugah minat
anak untuk berkreasi.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Riani,
Asri Laksmi., dkk. 2005. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Surakarta
: UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).
·
Asfandiyar, Andi Yudha.2009.
Kenapa Guru Harus Kreatif, Bandung: Mizan Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi para pembaca,,,, jangan lupa ya,,, comentnya,,,,,