Kamis, 18 Desember 2014

Kapitalisme



BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Kapitalisme
          Pengertian Kapitalisme adalah suatu sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal), yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi barang lainnya (Bagus, 1996).
          Ebenstein (1990) menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian. Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan individualisme. Sedangkan Hayek (1978) memandang kapitalisme sebagai perwujudan liberalisme dalam ekonomi. Pengertian Kapitalisme Menurut Ayn Rand (1970), kapitalisme adalah "a social system based on the recognition of individual rights, including property rights, in which all property is privately owned". (Suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak milik di mana semua pemilikan adalah milik privat).
          Heilbroner (1991) secara dinamis menyebut kapitalisme sebagai formasi sosial yang memiliki hakekat tertentu dan logika yang historis-unik. Logika formasi sosial yang dimaksud mengacu pada gerakan-gerakan dan perubahan-perubahan dalam proses-proses kehidupan dan konfigurasi-konfigurasi kelembagaan dari suatu masyarakat. Istilah "formasi sosial" yang diperkenalkan oleh Karl Marx ini juga dipakai oleh Jurgen Habermas. Dalam Legitimation Crisis (1988), Habermas menyebut kapitalisme sebagai salah satu empat formasi sosial (primitif, tradisional, kapitalisme, post-kapitalisme).
2.2 Perkembangan Kapitalisme di Dunia
          Sperti yang telah diungkapkan penulis pada latar belakang sebelumnya bahwa Ekonomi kapitalis berawal di Inggris di antara kurun ke-16 Masehi dan 19 Masehi. Walau bagaimanapun telah wujud ciri-ciri kapitalis sejak dulu lain terutamanya di kalangan saudagar Zaman Pertengahan.
Kapitalisme menjadi dominan di Barat semenjak berakhirnya era Feodalisme. Dari Inggris, kapitalisme merebak ke seluruh Eropa dan pada abad ke-19 dan 20, ia adalah sistem ekonomi utama di dunia yang memacu era perindustrian.
          Golongan Kapitalis terdapat perbagai label untuk penyokong sistem kapitalisme. Di beberapa bagian di dunia, mereka dikenali sebagai liberal. Di Amerika Syarikat dan beberapa tempat, mereka yang menyokong kapitalisme dipanggil libertarian. Mereka yang menyokong kapitalisme juga mempunyai perbedaan pendapat. Kebanyakan orang bersetuju bahawa kapitalisme akan berfungsi dengan baik dengan kawalan kerajaan. Di kebanyakan negara, kerajaan berusaha mengurus niaga jual beli agar berjalan dengan adil dan tidak menindas pekerja. Apabila terdapat campur tangan kerajaan dalam sistem ekonomi pasaran, ini dipanggil "ekonomi campuran" dan bukannya sistem kapitalisme yang tulen.
          Kritikan terhadap kapitalisme Golongan sosialis dan komunis adalah antara mereka yang menentang kapitalisme. Mereka mengatakan kapitalisme menjejaskan golongan pekerja kerana golongan kapitalis mendapat lebih banyak keuntungan sedangkan golongan pekerja mendapat gaji yang tidak setimpal. Wujudnya jurang yang luas kaya dan miskin serta mereka yang miskin dan bertambah miskin. Karl Marx seorang pemikir komunis dari German dalam bukunya Das Kapital (The Capital) menulis bahawa kapitalisme hanya dapat disingkirkan apabila golongan pekerja mengambil alih kerajaan melalui revolusi.
ciri-ciri Kapitalisme:
1.Sebagian besar sarana produksi dan distribusi dimiliki oleh individu.
2.Barang dan jasa diperdagangkan di pasar bebas (free market) yang bersifat kompetitif.
3.modal kapitali (baik uang maupun kekayaan lain) diinvestasikan ke dalam berbagai usaha untuk menghasilkan laba (profit).

2.3 Perkembangan Kapitalisme di Indonesia
          Kapitalisme di Indonesia tidak dilahirkan oleh cara-cara produksi bumiputra yang menurut kemauan alam. Ia adalah perkakas asing yang dipergunakan untuk kepentingan asing yang dengan kekerasan mendesak sistem produksi bumiputra. Bila kita perhatikan perkembangan kapitalisme di Eropa dan Amerika, nyatalah pada kita bahwa cara produksi yang tua berturut-turut digantikan oleh yang muda. Biasanya kejadian itu tidak tampak jelas, tetapi adakalanya cepat sehingga cukup jelas. Kejadian yang belakangan ini ialah oleh adanya pendapatan-pendapatan baru. Biar bagaimanapun keadaan saat itu, ia adalah kemajuan menurut alam, sebab tenaga yang mendorongkan pada kemajuan itu ada di dalam genggaman masyarakat di Eropa dan Amerika sendiri. Sebagaimana yang telah kita tunjukkan, kemajuan industri di setiap negeri sejajar dengan timbulnya kota-kota yang mengeluarkan terutama barang-barang industri seperti barang-barang besi, perkakas pertanian, obat-obatan dan lain-lain. Desa-desa mengeluarkan beras, sayur-mayur, binatang ternak, susu dan lain-lain. Barang-barang kota yang berlebih — yakni barang itu dipandang penduduk kota sebagai keperluan hidupnya ditukarkan dengan barang-barang desa yang berlebih itu.
          Di Amerika pada waktu yang biasa seperti pada tahun 1913, selagi negeri ini terpencil dan kurang imperialistis, seperti sekarang ini, boleh dikatakan sama besarnya perbandingan antara barang-barang industri dengan pertanian (harga pasar antara kedua barang itu hampir sama). Jadi dalam pemandangan ekonomi kota memenuhi keperluan desa, desa memenuhi keperluan kota. Di Indonesia sebagai akibat kemajuan ekonomi yang tidak teratur sebagaimana mestinya, tidak seperti di atas keadaannya. Kota-kota kita tak dapat dianggap sebagai konsentrasi dari teknik, industri, dan penduduk. Ia tak menghasilkan barang-barang baik untuk desa maupun untuk perdagangan luar negeri, dari kapitalis-kapitalis bumiputra. Mesin-mesin pertanian, keperluan rumah tangga, bahan-bahan untuk pakaian dan lain-lain tidak dibuat di Indonesia, tetapi didatangkan dari luar negeri oleh badan-badan perdagangan imperialistis. Desa-desa kita tak menghasilkan barang kebutuhan untuk kota-kota, karena untuk mereka sendiri pun tak mencukupi. Beras misalnya, makanan rakyat yang terutama mesti didatangkan dari luar, di tahun 1921 seharga f 114,160,000, meskipun bangsa kita umumnya sangat pandai mengerjakan tanahnya dan semua syarat untuk menghasilkan beras bagi keperluan sendiri bahkan dapat pula mengeluarkan berasnya yang berlebih. Desa-desa kita mengeluarkan gula, karet, teh, dan lain-lain barang perdagangan yang mengayakan saudagar asing, tetapi memiskinkan dan memelaratkan kaum tarsi; kota-kota kita bukanlah menjadi pusat ekonomi bangsa Indonesia, tetapi terus-terusan menjadi sumber ekonomi yang mengalirkan keuntungan untuk setan-setan uang luar negeri. Bahan yang menyebabkan kapitalisme bukanlah Indonesia — mengingat riwayat negeri kita yang tersebut di atas — teranglah bagi kita.
          Sudah kita lihat bahwa politik perampok bangsa Belanda, memusnahkan sekalian benih-benih industri bumiputra yang modern. Hongi-hongi cultuur stelsel, monopoli stelsel dan gencetan pajak yang tak ada ampunnya. Dan pemasukan saudagar-saudagar Tionghoa yang teratur di zaman Kompeni Timur Jauh (VOC) menghancurluluhkan sekalian alat-alat sosial ekonomi dan teknik nasional yang kuat. Jika sekiranya bangsa Indonesia tidak dirampok, dan mempunyai kepandaian teknik, serta dipengaruhi oleh orang asing, tentulah orang Indonesia ada kesempatan untuk memenuhi kemauan alam. Boleh jadi dengan secara damai (seperti di Jepang) atau dengan perantara pemboikotan nasional (seperti di India) kaum menengah Indonesia atau Indo dengan jalan mengumpulkan kapital nasional mendirikan industri untuk memenuhi kebutuhan nasional seperti tenun besi.
         
2.4 Pendapat Penulis Tentang Kapitalisme
          Demikianlah, kapital Indonesia timbul dengan teratur pula antara lapisan-lapisan sosial Indonesia dan mempunyai perhubungan yang teratur. Saudagar Indonesia yang dulu kecil sekarang sudah menjadi bankir atau mengepalai perusahaan yang besar-besar. Penempa besi, tukang tukang gula, saudagar batik yang dulu kecil menjadi pemimpin industri logam, gula atau tenun. Tetapi imperialisme Belanda dalam 300 tahun tak meningkatkan apa pun untuk bangsa Indonesia, semua habis diangkut ke negerinya. Ia memuntahkan kapitalisme kolonial Belanda yang tidak ada duanya di dunia. Maju ke dalam perjuangaan ekonomi melawan raksasa asing, dengan maksud meningkatkan industri nasional sama dengan "menjaring angin".
          Meskipun penuh susah payah Indonesia membangun peradabannya, namun perlulah berterimakasih atas munculnya paham Kapitalisme yang awalnya berkembang di Eropa dan disebarkan ke Dunia Timur. Kapitalisme yang pada awalnya memang menyengsarakan, tapi tanpa kapitalisme tidak akan adaa pengusaha-pengusaha sukses di Indoensia, maka Kapitalisme adalah penyeimbang adanya Liberalisme yang bisa menghancurkan Negaraa. Tidak perlulah kita menghapuskan paham Kapitalisme, kaarena semua itu adalah sistem-sistem penyeimbang bagi perkembangan peradaban manusia dan tatanannya.












DAFTAR PUSTAKA
Diakses pada tgl 07-10-2014

Sejarah Intelektual



BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Isme-isme yang berkembang dan lahir di dunia Dalam sejarah perkembangannya, Imperialisme muncul dalam berbagai jenis. Jenis-jenis imperialisme dapat dibagi berdasarkan waktu munculnya dan tujuan penguasaannya. Berdasarkan waktu munculnya, jenis-jenis imperialisme antara lain sebagai berikut:

Sejarah Intelektual



BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
          Rasa cinta terhadap tanah air merupakan bentuk Nasionalisme terhadap persamaan hak sebagai masyarakat yang memiliki ras dan suku bangsa yang sama. Nasionalisme muncul ketika hak seseorang dikekang oleh penguasa, sehingga mencipytakan suatu konddisi persamaan dengan orang lain, yang sama-sama tertindas untuk melakukan sebuah perubahan.

Strategi Belajar Mengajar



BAB II.PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Kreativitas

Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yg berarti menciptakan, creation artinya ciptaan. Kemudian kata tersebut diadopsi kedalam bahasa Indonesia yaitu kreatif.yg memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yg baru. Sedangkan proses kreatif disebut kreatifitas.

Strategi Belajar Mengajar



BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Strategi Belajar Mengajar



BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

            Dewasa ini dunia pendidikan banyak mengalami perkembangan. Terutama perkembangan penerapan model pembelajaran di dalam kelas. Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat diterapkan, namun yang perlu digaris bawahi disini adalah model pembelajaran tersebut haruslah sesuai dengan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik, konstruktivis dan konseptual. Metode pembelajaran yang akan doterapkan haruslah sesuai dengan ketiga pendekatan dalam kurikulum 2013. 

Selasa, 30 September 2014

Cerpen



Cinta salah prasangka,,,,
Dia masih terengah-engah, nafasnya bahkan belum benar betul. Terburu-buru ia datang  menghampiriku, menyerahkan selembar kertas dengan sebuah kotak kado berukuran kecil. Aku terdiam menatapnya dalam kebingungan, tapi ia masih saja membenarkan nafasnya. Dengan langkah gontainya,,,,